Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh barokah bagi para muslimin. Bulan Ramadan adalah bulan penuh rahmat yang tersimpan di dalamnya adalah peluang besar untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Orang-orang yang sedang diberi cobaan sakit oleh Tuhan Yang Maha Esa termasuk golongan yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa Ramadan.
Jika menginginkan, penderita Diabetes boleh berpuasa Ramadan. Namun, ada beberapa hal yang patut diperhatikan bagi penderita Diabetes yang ingin beribadah puasa di bulan Ramadan.
Penderita Diabetes hendaknya melakukan asesmen 6-8 minggu sebelum mulainya bulan Ramadan. Hendaknya pasien Diabetes memeriksakan diri ke dokter untuk mengkuantifikasi risiko yang mungkin terjadi terkait penyakitnya. Beberapa hal yang ingin diketahui oleh dokter di antaranya adalah pengobatan yang tengah digunakan (perlu atau tidaknya penyesuaian obat atau dosis), kemungkinan terjadinya hipoglikemia (rendahnya kadar gula dara), dan ada atau tidaknya komplikasi Diabetes pada pasien. Dari hasil pemeriksaan, penderita kemudian akan dikategorikan sebagai, "Sangat Berisiko Tinggi", "Berisiko Tinggi", dan "Risiko Rendah."
Pemantauan gula darah pada saat berpuasa diperbolehkan. Terutama yang penting adalah pemantauan gula darah sewaktu dengan pemeriksaan mandiri (pemeriksaan dengan darah perifer di ujung jari). Pemantauan ini terutama sangat penting bagi penderita yang tergolong dalam kategori "Sangat Berisiko Tinggi" dan "Berisiko Tinggi."
Penderita Diabetes hendaknya mematuhi saran diet harian yang harus dipenuhi atau dihindari selama berpuasa. Beberapa di antaranya adalah membagi asupan kalori di antara sahur dan berbuka, ditambah dengan 1 - 2 snack/ kudapan jika memungkinkan (jadi per porsi buka dan sahur tidak terlalu besar sekali). Penderita juga hendaknya memastikan bahwa asupan nutrisi seimbang (45-50% karbohidrat, 20-30% protein, <35% lemak). Penderita hendaknya mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah (paling mudah ditemukan adalah sayur mayur segar dan sumber makanan serat tinggi seperti kacang merah, roti gandum, dan nasi merah. Penderita hendaknya mengurangi makanan tinggi lemak jenuh (gorengan) karena makanan ini rendah nutrisi namun memakan porsi kalori terlalu tinggi. Selain itu, makanan atau kudapan tinggi gula sederhana, serta minuman berkafein juga hendaknya dihindari. Paling penting adalah menjaga hidrasi dengan konsumsi air putih dan menghindari konsumsi minum minuman manis.
Olahraga yang terlalu berat tidak disarankan bagi penderita Diabetes. Saat berpuasa, pengeluaran kalori tinggi oleh karena olahraga atau aktivitas fisik berat dikhawatirkan dapat menyebabkan hipoglikemia dan hipertensi. Olahraga dianjurkan, namun harus dipastikan bahwa olahraga yang dikerjakan ringan dan tidak memberatkan.
Penderita Diabetes hendaknya berbuka segera jika mulai merasakan gejala hipoglikemi atau hiperglikemi. Baiknya penderita memiliki alat pemeriksaan gula darah perifer mandiri di rumah. Penderita Diabetes disarankan untuk segera berbuka jika gula darah sewaktu didapatkan < 70 mg/ dl atau > 300 mg/ dl. Di antara gejala-gejala yang patut menjadi perhatian adalah gemetar, berdebar-debar, keringat dingin, keleyengan, sakit kepala, sangat haus/ sangat lapar, BAK yang terlalu sering/ frekuensi meningkat drastis, mual, muntah, dan nyeri ulu hati.
Untuk memastikan diet yang aman dan sesuai dengan kebutuhan Anda, konsultasikan sekarang dengan Care Team Roothe Anda sekarang!
Comments